Banyak anggapan seputar ejakulasi itu
hanya sesuatu yang berhubungan dengan kepuasan seksual. Padahal,
ejakulasi juga bermanfaat dalam menjaga kesehatan alat reproduksi.
Bahkan, kabarnya ejakulasi juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Hal
tersebut dipercaya karena saat ejakulasi, tubuh menghasilkan hormon
kortisol yang membantu menjaga imunitas. Lantas, adakah aturan tentang
seberapa sering pria harus ejakulasi?
Seberapa sering pria harus ejakulasi?
Ada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa seseorang bisa menurunkan risiko terkena kanker prostat secara signifikan dengan rutin ejakulasi sebanyak 21 kali setiap bulannya.
Penelitian yang diterbitkan pada European Urology pada 2016 itu
melakukan pengamatan terhadap 31,925 peserta pria dengan mengambil data
dari laporan peserta seputar seberapa sering mereka berejakulasi dalam
kurun waktu hampir dua puluh tahun. Mereka juga diberi pertanyaan apakah
ada gejala-gejala terkait kanker prostat yang muncul.
Sayangnya, hasil penelitian belum bisa meyakinkan anggapan
di atas. Penelitian hanya bergantung pada data survei yang dilaporkan
oleh peserta sendiri, bukan data dari laboratorium yang terkontrol.
Selain itu, tidak ada informasi spesifik tentang apakah ejakulasi
yang terjadi merupakan hasil dari masturbasi atau dengan bantuan
pasangan.
Ditambah lagi, penelitian lain pada kelompok yang sama yang terbit
pada 2004 tidak menunjukkan perbedaan efek yang signifikan antara
seberapa sering ejakulasi dengan risiko kanker prostat.
Sebenarnya, tak ada aturan pasti yang memperlihatkan frekuensi
ejakulasi tertentu lebih baik daripada yang lain. Hanya saja, frekuensi
ejakulasi bisa berbeda-beda pada setiap orang dan bergantung pada
beberapa faktor seperti usia dan tingkat kesehatan tubuh.
Misalnya, dari data Sexual Exploration in America Study, orang-orang
yang berusia 25-29 tahun merupakan kelompok yang paling sering
ejakulasi dengan memakan persentase rata-rata sebanyak 68,9 persen.
Angka menurun jadi 63,2% pada pria berusia 30-an, dan terus menurun
seiring dengan bertambahnya dekade usia.
Hal lain yang harus diketahui soal berejakulasi
Mungkin masih ada sebagian orang yang berpikir bahwa terlalu sering
ejakulasi bisa mengurangi produksi sperma. Hal ini tak sepenuhnya salah,
bahkan ada sebuah studi yang menemukan bahwa pria yang berejakulasi
setiap harinya selama lebih dari dua minggu mengalami penurunan jumlah
sperma yang dikeluarkan.
Namun, bukan berarti sperma di dalam tubuh juga bisa habis. Faktanya, ada sebanyak 1.500 sperma
yang diproduksi setiap detiknya, jika dihitung dalam sehari tentu
jumlahnya bisa mencapai jutaan. Meski demikian, sperma membutuhkan waktu
sekitar 74 hari sampai benar-benar berkembang dan matang.
Di sisi lain, tidak berejakulasi sering dikaitkan dengan masalah
seperti kualitas sperma dan kesuburan yang menurun. Padahal, seberapa
ejakulasi tidak memberikan dampak apa pun terhadap kesehatan dan
dorongan seks yang Anda miliki.
Perlu diketahui juga bahwa sperma yang tidak digunakan nantinya akan
diserap kembali oleh tubuh atau dikeluarkan melalui emisi tubuh malam
hari.
Berbagai manfaat yang bisa didapatkan dari ejakulasi bukan berarti
Anda harus lebih sering berejakulasi. Terlebih lagi, ada beberapa
kelompok yang malah akan merasa tak nyaman dengan anjuran rutin
berejakulasi seperti pria aseksual, pria yang memilih untuk tidak
berhubungan seks, atau pria yang memiliki masalah nyeri saat mengalami ejakulasi.
Hal terpenting adalah tidak terlalu bergantung pada anjuran
penelitian atau saran dari orang lain. Lakukanlah sesering yang Anda mau
dan lakukan senyamannya.
Share This :
comment 0 komentar
more_vert